Entri Populer

Friday 21 March 2014

5 Puisi Cinta Romantis Menyentuh Hati


puisi+cinta+romantis
5 Puisi cinta romantis menyentuh hati adalah sebuah puisi indah dan penuh makna tentang cinta. Puisi ini  menggambarkan perasaan hati seorang yang sedang di tumbuhi benih-benih cinta dalam dirinya. Cinta memang indah, namun terkadang cinta juga terasa pahit dengan kenyataan yang ada. Namun sejatinya cinta merupakan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus kita syukuri. Itulah mengapa hidup di dunia ini harus ada cinta. 

Untuk sahabat yang menyukai puisi cinta, berikut ini kata bijak super bagikan 5 puisi cinta romantis menyentuh hati sebagai bahan bacaan atau renungan dalam diri. 

PUISI CINTA : SUARA RINDU


Kala malam 
dengan warna kelam 
dengan sejuk hembus angin 
dengan gemerlip bulan-bintang yang mempesona. 

Kala itu aku rebahkan badan 
dengan alunan nafas tenang 
dalam ketidakasadaran nyawa 
dalam hamparan alas dunia. 

Tak lama sayup suara dari kaki langit utara terdengar. 
Lembut suara itu menusuk lembut ke telingaku 
seakan memberi jabat tangan perjumpaan. 
Mendekat suara itu... 
Mendekat dalam kejelasan. 
Dan ia memanggilku, “Kekasih hatiku!” 

Membelalak mata. 
Aku kembali sadar. 
Suara itu, aku kenal. 
Aku menelusuri suara itu di sudut bumi 
dan suara itu hanya memanggilku. 
Wujudnya bersembunyi di balik sunyi. 
Gelisah dan aku menengadah di hamparan langit. 
Sungguh tak ada arti. 

Suara itu hanyalah siulan hidup, oh kekasihku... 
Datang di saat rindu menggunung di ruang dada. 
Tapi aku sabar memikul rinduku ini. 
Aku sabar menanti, beban rindu luluh di hadapanmu.



PUISI CINTA : AKU SUKA DIA

Rembulan tolong sampaikan rasa rindu
kepada sang putri dihatiku
ucapkan pula rasa sayangku
dan beritau dia bahwa di hatiku ada kamu

Mentari tolong sadarkan dia
bahwa akulah yang di cari dia
akulah yang cinta dia
bukan orang seperti mereka
yang selalu menyakitinya

ku ingin menggantikan air matanya
menjadi senyuman di wajahnya
ku ingin menyanyikan sebuah lagu untuknya
agar ia tau aku suka dia 


PUISI CINTA : SAJAK UNTUK KAU SAYANG

Dirimu cahaya kehidupan. 
Menerjang gelap dengan lembut 
terikis gelap lalu membuka terang. 
Berharga cerah cahayamu 
membuka tabir indah bunga. 
Jiwamu dalam kemenangan 
di saat sebelah kehidupan jiwa masih kegelapan. 

Dirimu cahaya kehidupan. 
Menemani dalam hidupku 
dan aku memandang terang 
melihat jalan: krikil, pepohonan, dan lalu lalang kehidupan. 
Aku mengerti, memang kehidupan 
kembali mengadu memandang cahaya. 

Dirimu cahaya kehidupan. 
Kau kekasihku dalam catatan kisah harian. 
Bait demi bait sajak berkisah tentangmu dalam pujian. 
Kau memberi selarik kearifan. 
Tingkat ketinggian bersemayam pada jiwamu 
dan sekedar hiasan tentang tingkat ketinggian untukku.


PUISI CINTA : SEPI TANPAMU

sendiri dalam sunyi
ditemani sepinya hari
hati yang tak menentu
dan jiwakupun ragu

ku tak mengerti apa yang kurasa
ku tak tau harus berbuat apa?
ku coba tuk lupakan semunya
tapi kutak bisa

yang ku rasakan adalah rasa yang tak seharusnya
rasa yang datang dan menyerangku tiba tiba
ku bingung tak menentu
risau dalam kesendirian karnamu

kau bukanlah siapa siapa
kau hanyalah orang yang sering ku jumpa
yang tak pernah saling bicara
bahkan saling sapa

tapi saat kau pergi
menghilang dalam hidupku
saat itu hatiku terasa resah dan gundah
dan ku tak tau mengapa??

ku kehilangan sosokmu
tapi bayanganmu selalu dalam ingatanku
kini yang kurasa hanyalah sepi
kehilangan dirimu yang membuatku seperti ini

PUISI CINTA : PANDANGAN PERTAMA

Siang dalam balut peluh di tubuh 
aku rasakan di lingkup kota 
terminal jagat pantura. 
Diriku menatap tak lupa 
kilau paras dalam jumpa 
pada gadis yang berdiri dihadapan. 

Pandangan pertama 
peluhku menderas lepas 
tatkala mata mengajakku melihat kehidupan 
pada dirimu, oh… gadis 
dan getar hatiku dalam pandangan. 
Biarlah batu sungai aku singkir deras 
dan air sungai tetap mengalir ketenangan. 

Sejengkal langkah adalah keberhasilan. 
Menuai maksud hati menjabat perkenalan. 
Tenanglah angin, jangan hembuskan dulu. 
Hatiku dalam kuasa ragu. 
Tenanglah angin, jangan kau goyah. 
Satu jengkal, aku dalam langkah. 

Aku sapa dengan senyum hangat 
tanpa sambutmu yang kecut. 
Hatiku tersentuh bahagia merebut ragu. 
Diriku dalam pikat indah sambutmu. 
Aku larut dalam harap perkenalan. 
Di saat kau dalam rela, aku ketuk pintu persetujuan. 

Salam kenal wahai gadis dalam sambutku. 
Kau nampak berbinar dari parasmu yang samar-samar kotor. 
Senyummu sayu dan pandang pertama tak ada ragu. 

Kita berdua terbawa gelombang kehidupan. 
Berjumpa di sini, terminal raya. 
Kita berjalan dalam takdir Tuhan. 

Mata kita saling berpandang ria. 
Kita ditemani sang mentari 
di atas perkenalan kita, sebagai saksi 
walau sinarnya berparas iri. 
Kita duduk di singgasana perkenalan.

No comments:

Post a Comment